Populasi Badak Sumatra - (Dicerorhinus sumatrensis) adalah anggota famili Rhinocerotidae dan salah satu dari lima spesies badak. Badak ini adalah badak terkecil. Satu-satunya badak Asia yang memiliki dua cula. Badak Sumatera juga dikenal memiliki rambut terbanyak dibandingkan seluruh sub-spesies badak di dunia, sehingga sering disebut hairy rhino (badak berambut). Ciri-ciri lainnya adalah telinga yang besar, kulit berwarna coklat keabu-abuan atau kemerahan – sebagian besar ditutupi oleh rambut dan kerut di sekitar matanya. Badak Sumatra memiliki tinggi sekitar 120–145 sentimeter, dengan panjang sekitar 250 sentimeter dan berat 500–800 kilogram.
Kabar gembira dari Taman Nasional Way Kambas Lampung Timur Sumatra, Indonesia. Setelah keberhasilan SRS (Suaka Rhino Sumatera) yang berada diWay Kambas National Park, terlihat raut wajah kegembiraan semua karyawan SRS, terutama para keeper atau pawang badak SRS, 14 tahun mereka mengabdi di SRS, dan baru sekarang mereka merasa benar benar berhasil. Ratu seekor badak betina dari taman nasional way kambas telah melahirkan seekor bayi jantan, dan sekarang bayi jantan itu langsung diberi nama “ANDATU” oleh bapak menteri kehutanan RI. Zulkifli Hasan. Mungkin karena nama Bapak nya Andalas, dan nama ibu nya Ratu. makanya di beri nama ANDATU. Semoga kelak Andatu setelah cepat menjadi jantan dewasa dan bisa memberi keturunan sehingga makin bertambah populasi badak sumatera kita, Amiin..
Badak Sumatra (Dicerorhinus sumatrensis)
Klasifikasi Badak Sumatra
Badak Asia cula dua yang kemudian oleh Fischer (1814) diberi nama ilmiah Rhinoceros sumatrensis (sumatranus), dengan berbagai nama sinonim: Ceratorhinus sumatrensis (sumatranus), Didermocerus sumatrensis (sumatranus), Ceratorhinus crosii, Rhinoceros crosii, Ceratorhinus lasiotis, Ceratorhinus niger, Ceratorhinus blythii.
Dicerorhinus: berasal dari bahasa Yunani yaitu di, berarti “dua”; cero, berarti “cula” dan rhinus, berarti “hidung” sumatrensis: merujuk pada Pulau Sumatra (ditambah akhiran ensis menurut bahasa Latin, berarti lokasi).
Dicerorhinus: berasal dari bahasa Yunani yaitu di, berarti “dua”; cero, berarti “cula” dan rhinus, berarti “hidung” sumatrensis: merujuk pada Pulau Sumatra (ditambah akhiran ensis menurut bahasa Latin, berarti lokasi).
Morfologi Badak Sumatra
Badak Sumatera merupakan badak terkecil dan jenis yang paling primitif dari kelima jenis badak yang masih hidup di dunia. Tubuhnya ditumbuhi rambut yang berukuran pendek dan jarang, sehingga sering disebut fosil hidup atau badak primitif. Tinggi badak Sumatera diukur dari telapak kaki sampai bahu antara 120-135 cm, panjang dari mulut sampai pangkal ekor antara 240-270 cm. Berat tubuhnya dapat mencapai 909 kg. Tubuhnya gemuk dan agak bulat, kulitnya licin dan berambut jarang, menarik perhatian dengan adanya dua lipatan kulit yang besar. Lipatan pertama melingkari pada paha diantara kaki depan, dan lipatan kedua di atas abdomen dan bagian lateral. Di atas tubuhnya tidak ada lipatan, jadi lipatan kulit tampak nyata dekat kaki belakang dan lipatan bagian depan dekat kedua culanya. Cula bagian depan (anterior) di atas ujung dari moncongnya jauh lebih besar dari cula bagian belakang (pasterior). Cula belakang terletak di atas matanya dan sering kali hanya merupakan gumpalan yang tidak lebih besar ukurannya dari cula depan.
Habitat Badak Sumatra
Hidup pada daerah tergenang diatas permukaan laut sampai daerah pegunungan yang tinggi (dapat juga mencapai ketinggian lebih dari 2000 meter di atas permukaan laut). Tempat hidup yang penting bagi dirinya adalah cukup makanan, air, tempat berteduh dan lebih menyukai hutan lebat. Pada cuaca yang cerah sering turun ke daerah dataran rendah, untuk mencari tempat yang kering. Pada cuaca panas ditemukan berada di hutan-hutan di atas bukit dekat air terjun. Senang makan di daerah hutan sekunder.Habitat badak Sumatera di Gunung Leuser, terbatas pada hutan-hutan primer pada ketinggian antara 1000-2000 meter diatas permukaan laut.
Populasi Badak Sumatra
Menurut IUCN/SSC – African and Asian Rhino Specialist Group Maret 2001, jumlah populasi badak Sumatera berkisar kurang lebih 300 ekor dan tersebar di Sumatra dan Borneo yaitu Malaya/Sumatra Sumatran Rhino ~ 250 ekor dan Borneo Sumatran Rhino ~ 50 ekor. Taksiran jumlah populasi badak Sumatera menurut Program Konservasi Badak Indonesia tahun 2001 di wilayah kerja RPU adalah sebagai berikut: TNKS 5 – 7 ekor dengan kerapatan (density) 2500 – 3500 ha per ekor badak, TNBBS 60 – 85 dengan kerapatan 850 – 1200 ha per ekor badak, TNWK 30 – 40 ekor dengan kerapatan 700 – 1000 ha per ekor badak. Observasi Lapangan tahun 1997 s/d 2004, RPU – PKBI memperkirakan jumlah populasi badak Sumatera di TNBBS berkisar antara 60 – 85 ekor. Sementara di TNWK berkisar antara 15 – 25 ekor.
dikutip dari wwf, taman nasional way kambas dan forum badak indonesia
0 Response to "Populasi Badak Sumatra (Dicerorhinus sumatrensis)"
Posting Komentar